Singapura – Rasanya memang sulit membayangkan bahwa ”kota singa”, yang kini kita kenal sebagai sebuah negara-kota modern, pada abad ke-19 pernah berada dalam kondisi seperti dikisahkan Alfred Russel Wallace dalam The Malay Archipelago. Wallace berkisah tentang Bukit Timah yang berhutan lebat dengan harimau berkeliaran di dalamnya. Harimau yang mengancam pekerjaannya mengumpulkan serangga untuk koleksi biologi. Perubahan yang telah terjadi selama 150 tahun bukan saja telah mengubah wajah Singapura, tetapi juga sama sekali tak menyisakan wajah lamanya.

Courtesy of dewiman2kediri.wordpress.com
SH/Agung Prabowo
Melihat pemandangan Kota Singapura dari mulut patung Lion Park,
Pulau Sentosa (atas).
Tempat yang dikisahkan Wallace di atas adalah Bukit Timah. Antara tahun 1854 hingga 1862, Wallace mengisahkannya sebagai tempat yang berbukit-bukit, diselimuti hutan, dihuni harimau, dan merupakan salah satu tempat terkaya keanekaragaman serangga di dunia.
Kini, di abad ke-21, kita menemukan Bukit Timah sebagai sebuah jalan raya yang terletak di kawasan antara pusat kota Singapura dan Bandara Changi. Jalan yang bersih, dengan kawasan yang tertata baik pula di kiri kanannya. Tetapi tak menyimpan sesuatu yang istimewa.
Baik bukit maupun hutannya, yang begitu dikagumi Wallace, telah lama lenyap. Mohammed Amen, salah seorang pemandu dari Singapore Tourism Board, mengatakan bukit-bukit di Singapura telah lama lenyap karena diratakan. Tanahnya digunakan dalam proyek reklamasi pantai. ”Sekarang di Singapura bisa dikatakan tak ada lagi bukit,”ujarnya.
Dan bukit-bukit bukan satu-satunya yang telah lenyap. Hutan tropis alami, juga telah lama mengalami nasib serupa.
Meskipun demikian, jangan lalu membayangkan Singapura sebagai sebuah pulau datar yang gersang. Hutan, tanah, dan sumber daya alam lain mungkin telah habis selama proses pembangunan Singapura. Namun, seperti umumnya negara yang telah berhasil mengangkat diri menjadi negara maju, kesadaran untuk mengembalikan lingkungan hidup kepada kondisi semula pun kembali muncul.
Pemerintah Singapura menghabiskan dana jutaan dolar untuk mengolah sampah, membangun taman-taman, membersihkan sungai dan laut, serta menekan tingkat polusi. Bahkan, pemerintah Singapura menciptakan beberapa fasilitas tempat masyarakat Singapura bisa sejenak melupakan pemandangan gedung-gedung tinggi, dan menikmati keindahan hutan tropis serta berbagai satwa yang hidup di dalamnya. Semuanya, tentu saja, buatan tangan manusia.
Kabut Buatan
Salah satu fasilitas tiruan alam itu adalah Taman Burung Jurong. Taman burung seluas 20 hektar terletak di tengah kawasan industri Jurong. Ia bisa dikatakan sebagai sebuah tiruan alam yang berhasil. Pepohonan dan perdu tumbuh rimbun. Sementara burung-burung kecil yang sengaja dilepas bebas terlihat beterbangan di antaranya.
Beberapa tiruan memang terlihat janggal. Contohnya sebuah batang pohon tiruan berukuran raksasa terbuat dari beton. Tampaknya ingin meniru pohon-pohon seperti yang lazim kita temui di hutan Kalimantan.
Tetapi, beberapa tiruan lain, seperti sebuah air terjun tinggi, benar-benar terlihat seperti asli hasil kreasi alam. Suasana alami yang teduh di sekitar air terjun itu diperkuat dengan munculnya kabut di antara dedaunan dan sepanjang sungai buatan. Kita seolah-olah berada di tengah alam pegunungan. Jangan kaget, kabut itu juga buatan, yang ditiupkan dari beberapa blower yang tersembunyi di antara tanaman.
Meski seluruhnya tiruan, tak bisa dipungkiri bahwa suasana alami di taman burung itu sangat terasa. Salah satu penyebabnya, adalah konsep kandang terbuka, yang digunakan untuk beberapa jenis burung. Beberapa jenis burung seperti nuri, kakaktua, merpati dan flamingo, ditempatkan di kandang terbuka. Benar-benar tak terpisah dari alam bebas.
Bisa dikatakan, burung-burung itu sebenarnya tak terkandang, dan mereka bisa saja terbang meninggalkan taman burung kalau mereka mau. Tak adanya pembatas fisik dengan alam bebas itu juga membawa masuknya burung-burung liar.
Sumber: http://dewiman2kediri.wordpress.com/2008/03/25/teori-matematika/
Incoming search terms:
- wisata alam singapura (104)
- sumber daya alam singapura (89)
- wisata alam di singapura (80)
- bentang alam singapura (45)
- wisata alam singapore (42)
- pemandangan alam singapura (34)
- objek wisata alam di singapura (24)
- tempat wisata alam di singapura (22)
- sumber daya alam di singapura (22)
- wisata alam di singapore (18)