Archive
Dibangun oleh seorang lama asli dari Singapura, Lama Thubten Namdrol Dorje, pada tahun 2001, Thekchen Choling kini menjadi salah satu kuil Budha-Tibet yang mengkombinasikan antara tradisi China dan tradisi Tibet. Kuil ini berlokasi di Beatty Lane dan buka setiap hari.
Awalnya, Thubten Namdrol Dorje membangun Dharma-Center atas perintah Lama Konchog. Dia mengambil nama Thekchen Choling karena memiliki makna “Kuil Besar Mahayana Dharma”. Visinya adalah untuk mempraktekkan ajaran Dharma dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan. Pada tahun 2001 akhirnya kuil ini telah secara resmi terdaftar dan pengikutnya semakin banyak dari tahun ke tahun.
Thekchen Choling merepresentasikan Shakyamuni Buddha dalam gambaran yang tidak biasa karena digabungkan dengan ornamen Jokhang Budha di Tibet. Jokhang sendiri berarti rumah Budha Suci dan berharga yang ada di Tibet. Kuil ini memiliki visi untuk “menghubungkan semua hati dengan surga”. Untuk ke depannya, pihak pengelola memiliki keinginan untuk mengembangkan proyek hingga keluar negeri dan memberikan fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan yang tersedia saat ini.
Selain itu, disini juga disediakan berbagai event dan fasilitas. Misalnya, permohonan pemujaan, permintaan untuk memiliki momongan, layanan pemakaman, pernikahan, pemberkatan rumah atau kantor, hingga astrologi (ramalan) ala Tibet. Semuanya tersedia bagi mereka yang menganut kepercayaan yang sama. Kuil ini juga memberikan terapi penyembuhan fisikal dan spiritual. Bagi mereka yang merasa tidak bahagia dalam hidupnya, disediakan pihak terapis dan konsultan. Selain itu, bagi mereka yang sakit secara fisik, juga disediakan berbagai terapi pengobatan dari China, akupuntur, dan meditasi secara gratis.
Bagi pihak umum, pengelola kuil juga menyajikan berbagai kegiatan sosial, misalnya penyembuhan masyarakat, pengembangan remaja, pendidikan, perawatan manula, sukarelawan, dan pengajaran. Untuk pengajaran ini dilakukan setiap minggu dengan bahan ajar bahasa inggris dan bahasa mandarin. Program-program kemanusiaan tersebut kerap dilakukan secara berkala.
Bagi Para wisatawan yang ingin datang kesini tidak dipungut biaya apapun. Asalkan, pakaian harus sopan dan tetap menjaga kebersihan dan ketentraman. Jika ingin memberikan donasi, maka akan sangat diapresiasi.
Jam Buka : setiap hari 24 jam
Lokasi : 2 Beatty Lane Singapore 209945
Dibangun antara tahun 1876 dan 1878, Kuil Tan Si Chong Chu dianggap memiliki kebaikan yang maksimal dari segi feng shui. Kuil ini berada di Magazine Road dan buka setiap hari. Magazine Road berada di area pusat, distrik bisnis di Singapura. Kuil ini berada tepat menghadap sungai Singapura yang di tengahnya terdapat sungai kecil yang biasa disebut dengan Pulau Saigon.
Kuil ini berhasil didirikan berkat donasi dari dua warga kaya keturunan China yang bermarga Tan. Mereka adalah Tan Kim Ching dan Tan Beng Swee. Keduanya merupakan pengusaha kaya yang berhasil menjalankan bisnis serta mewarisi pula kekayaan orang tuanya. Mereka juga merupakan pemimpin komunitas China. Pengelola pertama kuil ini adalah Tan Kim Tian.
Kuil ini dibangun menggunakan nama klan sebagai pemujaan arwah nenek moyang mereka dari klan yang sama. Disinilah abu mereka disimpan dan diabadikan. Tablet tablet abu tersebut berada di aula belakang dekat taman dan lokasinya setelah aula pintu masuk. Abu-abu klan “Tan” yang ada disini tidak semuanya berasal dari Singapura, tetapi ada juga yang berasal dari Malaysia.
Sekitar 11 tahun setelah pembangunan kuil ini (yaitu pada 1889), sebuah sekolah dibangun di area kuil ini dan diberi nama Po Chiak Keng. Namun, ketika Jepang datang pada sekitar tahun 1942 – 1945, Po Chiak Keng ditutup dan meninggalkan sekitar 200 murid. Namun, setelah Singapura merdeka, bangunannya disatukan menjadi sebuah kuil dan diberi nama seperti yang sekarang ini.
Aula utamanya dihiasi dengan 3 warna cerah, dengan pintu 2 arah. Dindingnya dihiasi ukiran granit bergambarkan Dewa, Naga, dan Singa. Kemudian ada pula skrip kaligrafi. Di belakang aula masuk ini terdapat aula peribadatan utama. Terdapat sebuah altar yang dikelilingi berbagai patung disini. diatasnya terdapat sebuah tulisan yang berarti “Bantulah Dunia dan Manusia”. Nah, di belakang aula peribadatan inilah terdapat sebuah aula nenek moyang yang merupakan area private dimana hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk. Jika berkunjung kesini, pengunjung akan mendapati bangunan dengan segi arsitektural China Selatan yang sangat kental.
Jam Buka : Setiap hari
Tiket Masuk : Gratis
Lokasi : 15 Magazine Rd Singapore
Incoming search terms:
- kuil tan si chong su (18)
Kuil Hong San See merupakan salah satu contoh kuil China yang ada di Singapura. Kuil ini berlokasi di Mohamed Sultan Road, dan selalu buka setiap hari bagi siapa saja yang hendak kesini untuk bersembahyang atau sekedar ingin tahu. Mohamed Sultan Road sendiri berada di pusat area dan berada di tengah distrik bisnis.
Kuil ini dibangun antara tahun 1908 dan 1913. Lokasi awalnya berada di area Tanjong Pagar. Pendiri pertamanya adalah Lam Ann clan, seorang imigran China keturunan Hokkian. Dia ingin mendedikasikan kuil ini kepada Guang Ze Zun Wang, yaitu dewa nasib baik. Namun, di tengah pembangunannya pada tahun 1907, tanah tersebut dibeli oleh pemerintah seharga SGD 50,000 untuk membangun infrastruktur. Kemudian, dengan uang tersebut, Lam Ann membeli sebuah tanah di Mohamed Sultan Road.
Pembangunan di tanah yang baru dimulai pada tahun 1908. Materialnya diimpor dari China. Kuil yang baru ini didesain oleh Lim Loh yang merupakan kontraktor terkemuka dalam pembangunan kuil. Pada tahun 1913, akhirnya kuil ini rampung dan menghabiskan dana hingga SGD 56,000. Namun pembangunannya tidak hanya sampai disitu. Kuil ini sempat mengalami beberapa pemugaran pada tahun 1934 dan 1962. Tahun 1970 merupakan kali terakhir kuil Hong San See direnovasi dan menjadikan tampak lebih seperti kuil abad 20 namun tetap kental dengan unsur Chinanya.
Arti dari Hong San See ini adalah bukit Phoenix. Dinamai seperti itu karena kuil ini berada di dataran tinggi yang memiliki pemandangan langsung ke arah laut. Memang menurut kebudayaan China, tempat semacam inilah yang cocok digunakan untuk kuil yaitu selatan menghadap yang, dan utara menghadap yin.
Ketika masuk di pintu utama, dihiasu batu pualam satu abad yang lalu. Ada beberapa ukiran pada langit-langitnya. Pintu utamanya bahkan berhiaskan gambar burung phoenix. Ketika masuk ke dalam, pengunjung akan mendapati aula utama yang sangat luas. Di salah satu sisi terdapat altar dimana Dewa Nasib Baik berdiri di atas podium setinggi hampir 9 meter. Elemen-elemen china dan granite tampak menghiasi seluruh ruangan di aula utama ini.
Jam Buka : Setiap Hari
Lokasi : 31 Mohamed Sultan Road
Incoming search terms:
- kuil china (16)
- kuil cina (14)
Kuil yang dijuluki sebagai kuil 1000 cahaya ini menjadi salah satu kuil Budha yang paling banyak dikunjungi orang di Singapura dalam berbagai kepentingan, baik itu untuk bersembahyang atau sebagai destinasi wisata. Kuil yang satu ini berlokasi di Race Course Road, dan buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.45.
Kuil ini dibangun oleh seorang biksu bernama Vutthisara. Dari luar konsep bangunannya merupakan kombinasi antara budaya Thailand dengan budaya China. Seperti kebanyakan kuil lainnya, disini terdapat sebuah aula persembahyangan utama yang ukurannya jauh lebih besar dibanding ruangan lain di tempat ini. Terdapat sebuah altar yang berhiaskan replika Budha pada masa menjelang akhir hayatnya sedang berada di bawah pohon Seraka kuning.
Di dalam kuil yang dibangun pada tahun 1927 ini terdapat sebuah patung Budha setinggi 15 meter dan mencapai berat hampir 300 ton. Patung terbesar tersebut dikelilingi oleh aura yang dibentuk dari bohlam kecil-kecil yang memancarkan cahaya berpendar. Jika malam hari tiba, cahaya dari bohlam-bohlam tadi akan tampak berjumlah banyak, oleh sebab itu kuil ini disebut dengan kuil 1000 cahaya akibat kehadiran bohlam ini.
Di belakang patung besar ini terdapat sebuah ruangan yang wajib dikunjungi, terutama bagi mereka yang menyukai seni dan desain arsitektur. Sebab, di dalam sini terdapat banyak potret Budha dan ajaran-ajarannya yang dikemas dengan sangat artistik. Tentu saja itu akan membuat banyak orang yang masuk ke dalam ruangan ini terpukau melihatnya. Tidak hanya itu, disini juga terdapat patung-patung Budha kecil dalam berbagai pose dan bentuk. Pada dindingnya dihiasi dengan berbagai lukisan dinding bergambarkan kisah perjalanan Budha Sakya Muni ketika masih hidup.
Saat hari raya Waisak, banyak masyarakat datang ke kuil ini untuk menyumbang sebagian hartanya. Kemudian sebagai gantinya pihak kuil akan memberikan daun keemasan untuk diletakkan di patung Budha yang kecil. Di hari yang disebut-sebut sebagai hari ulang tahun Budha ini, nantinya seluruh tubuh patung Budha kecil itu akan tertutupi seluruhnya oleh daun keemasan yang diberikan oleh masyarakat.
Jam Buka : Setiap Hari 08.00 -16.45
Lokasi : 366 Race Course Rd Singapore 218636
Incoming search terms:
- patung buddha di singapura (11)
Dibangun diatas lahan seluas 40,000 meter persegi, Kuil Lian Shan Shuang Lin merupakan Kuil terbesar (Grand Temple) yang ada di Singapura. Kuil yang satu ini terletak di Jalan Toa Payoh Singapura. Kuil Budha ini buka setiap hari dan kerap dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara, sehingga akan menjadi sedikit lebih ramai ketika masa liburan tiba.
Kuil yang dibangun pada tahun 1902 ini dimiliki oleh Low Kim Pong. Beliau merupakan pedagang yang berasal dari China Hokkian. Harta kekayaan beliau melimpah ruah. Suatu hari dia bermimpi bertemu dengan keluarga-keluarganya dan berjanji mengatas-namakan Budha, dia berinisiatif untuk mendonasikan sebagian kekayaannya kepada jalan spiritual dengan membangun sebuah kuil megah sebagai pusat peribadatan dirinya, keluarganya, dan rakyat sekitar. Setelah memakan waktu pembangunan selama lebih kurang 6 tahun, akhirnya Kuil Lian Shan Shuang Lin resmi dibuka untuk publik pada tahun 1908.
Nama Lian Shan Shuang Lin sebenarnya diambil dari 2 nama hutan yang ada di area Kuil Gunung Lotus yang suci. Dari luar, arsitekturnya menyerupai kuil di kerajaan China pada jaman Dinasti dengan mengadopsi konsep Heyuan. Kuil ini terbagi menjadi 3 area. Area pertama adalah aula utama (Shan Men). Disini terdapat 3 gerbang sebagai simbol sekularisme. Pintunya dihiasi dengan ukiran penjaga Budha dan prajuritnya dengan ketukan pintu yang terbuat dari perunggu.
Area kedua adalah Aula Mahavira. Aula ini dibangun dengan dinding yang lebih tinggi bergaya Fuzhou di bagian atas dan Quanzhou di bagian bawah. Disini terdapat tiga Budha, yaitu Sakyamuni, Batshaiyaguru dan Amitabha. Kemudian area ketiga dari kuil ini adalah Aula Raja Dinasti yang sangat mengagumkan. Begitu melangkahkan kaki ke dalamnya, pengunjung akan mendapati langit-langit yang jauh lebih tinggi dan atap yang sangat lebar berhiaskan ukiran kayu. Ditengahnya terdapat patung Maitreya Bodhisattva dengan 4 raja di sebelahnya.
Kuil tertua yang ada di Singapura ini mendapatkan predikat sebagai monumen nasional. Pihak pengelola kuil juga mengadakan acara-acara spiritual setiap beberapa periode. Misalnya, ulang tahun Budha, perayaan hari Waisak, Hari Ulambana, dan berbagai kajian agama Budha.
Jam Buka : Setiap Hari
Tiket Masuk : Gratis
Lokasi : 184E Jalan Toa Payoh Singapore 319941
Incoming search terms:
- tempat ibadah agama buddha (25)
Kuil Sekte Gurdwara pertama di Singapura ini dibangun pertama kali pada tahun 1912. Kuil Central Sikh direlokasi beberapa kali sebelum akhirnya menetap di lokasi yang sekarang sejak tahun 1986 yaitu di Serangoon Road, tepatnya di tikungan antara Towner Road dan Boon Keng Road.
Di Singapura sendiri terdapat sekitar 15,000 penganut Sekte Gurdwara dan tentu saja hal itu menjadikan kuil ini sebagai salah satu pusat peribadatan mereka. Dari luar bangunannya terliat sangat megah dan mengundang decak kagum siapapun yang melihatnya. Warna eksteriornya dindingnya didominasi dengan kuning gading dan putih bersih. Diatasnya terdapat sebuah kubah megah setinggi 13 meter, lagipula tempat parkirnya bisa cukup untuk 50 mobil.
Berbicara tentang interior, Kuil Central Sikh menggunakan keramik Pink Sardinian yang dipoles dipadu dengan marmer dari batu pualam asli. Beberapa ruangan memiliki interior mosaik pada dinding dan mosaik pada keramik lantai. Jadi, meskipun menggunakan teknik desain modern, bangunan ini tetap memasukkan unsur tradisional.
Gedung berlantai tujuh ini memiliki banyak ruangan. Lantai satu merupakan ruang ibadah utama, ruang makan, hingga sebuah dapur besar. Ruangannya ber-AC dan seluruhnya beralaskan karpet. Lantai kedua adalah ruangan besar yang bisa mengakomodasi 500 kursi hingga 1,500 orang berdiri. Bagi penganut sekte yang berusia lanjut, bisa datang ke lantai 5. Disini telah disediakan ‘elderly lounge’ untuk mereka berbincang atau sekedar main catur dan kartu bersama. Lantai yang paling atas merupakan asrama, ruang kelas pengajaran sekte, dan tempat tinggal para Pendeta.
Menariknya, di dalamnya juga telah disediakan perpustakaan yang memiliki 7,000 koleksi buku bagi anak-anak maupun dewasa. Perpustakaan di lantai 3 ini tidak hanya berisi tentang buku, tetapi juga beberapa permainan mengasyikkan untuk anak-anak, seperti Lego, mewarnai, dan permainan komputer. Sehingga, tidak heran jika banyak anak-anak kecil yang suka bermain di tempat ini.
Pihak pengelola Kuil Central Sikh menyelanggarakan banyak event kemanusiaan setiap waktu, mulai dari kelas pendidikan umum, Sikhi, Gurmat Sangeet, Seminar, pertunjukan film religius, pengembangan personal, hingga program komunitas dan kesehatan.
Jam Buka : Setiap Hari
Tiket Masuk : Gratis
Lokasi : 2 Towner Rd Singapore 327804