Courtesy of sportshub.com.sg

Setelah rekor 7 kali berturut-turut terjual habis pertunjukan di Taipei Arena pada Desember 2011 lalu, band rock asal Taiwan, Mayday, melanjutkan untuk memikat total 200.000 penonton yang memadati Stadion Nasional Beijing besar pada 2 konser back-to-back di pada April 2012 lalu. Ketika 4 pertunjukan di Stadion Utama Kaoshiung diumumkan, 200.000 tiket dengan cepat menyambar atas peluncuran tiket. Setelah menciptakan konser yang memecahkan rekor, Mayday diatur untuk kembali pada 15 Juni 2013 mendatang dengan tur bertema ‘NOWHERE’ dimana Singapura menjadi salah satu pemberhetian untuk kesekian kalinya. Pada tur konser musik dunia kali ini, Mayday akan menampilkan suatu konser yang menakjubkan tidak hanya pada aksi panggung dan karya musik mereka. Efek pencahayaan baru digabungkan dengan kostum baru dirancang dan cerita film konser bertema adalah beberapa highlights konser mereka. Sebuah lengkungan pelangi jembatan dan cincin Saturnus LED layar di setiap sisi panggung akan dibangun untuk membuat panggung konser yang spektakuler. Penonton konser juga dapat mengharapkan elemen interaktif yang meliputi penggunaan lampu LED tongkat untuk membuat seluruh stadion fenomena pencahayaan tidak seperti sebelumnya. Sekali lagi, Mayday kembali ke Singapura untuk mebuat para penggemarnya berdecak kagum pada kinerja tata panggung yang spekatakuler pada konser yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium.

Mayday adalah band bergenre alternative rock yang berasal dari Taiwan. Band ini terbentuk pada akhir tahun 1990-an. Saat ini Mayday beranggotakan lima orang antara lain Ashin (A Shin) sebagai vocalist, Monster (Guai Shou) dan Stone (Shi Tou) pada gitar, Masa (Ma-sha) pada bass dan Guan You (Guan-You) sebagai drummer. Sebelumnya mereka bermain musik di bawah nama So Band, mereka kemudian dikenal sebagai Mayday pada tahun 1997, dengan nama yang berasal dari julukan Masa pada situs onlinenya. Mereka telah menjual lebih dari satu juta album. Selain itu, Mayday memenangkan Golden Melody Award sebagai Best Band pada tahun 2001, 2004, 2009 dan 2012. Lagu Mayday ditulis sebagian dalam bahasa Mandarin dengan beberapa lagu Hokkien Taiwan yang ditulis oleh Ashin, yang juga fasih berbicara bahasa Hokkien selain Mandarin. Mereka sangat populer di kalangan akar band murid mereka, dan kemampuan mereka dalam menangkap pemuda Zeitgeist Taiwan di pertengahan hingga akhir tahun 1990-an. Mereka sering disebut sebagai salah satu pelopor musik rock di Taiwan.

Gaya musik Mayday diawali dan ditandai oleh produksi musik mentah yang cenderung ke arah lagu rock garasi Hokkien. Mereka juga menjadi pendukung pada isu hak-hak gay dengan beberapa lagu membuat referensi miring untuk masalah ini saat mereka mendapatkan popularitas. Namun, band ini tetap bertahan dan eksis di industri musik. Sepanjang karir, band ini mengalami perubahan keluar masuk personil tetapi walaupun begitu Mayday tetap eksis dalam industri musik. Terbukti, band ini tetap mampu meluncurkan album yang dapat diterima di pasaran. Selain itu, Mayday juga sering berkolaborasi dengan penyanyi dan band lainnya pada beberapa pertunjukan mereka. Yang paling membanggakan, band alternative rock ini mendapatkan penghargaan baik sebagai band maupun lewat karya-karya musiknya.