
Singapura secara konsisten menjadi negara paling bahagia di Asia berdasarkan penilaian dari World Happiness Report dari Uited Nations (Persatuan Bangsa Bangsa/PBB). Gelar ini juga sekaligus menjadikan Singapura menempati peringkat 26 sebagai negara paling bahagia di dunia. Kok bisa ya Singapura menempati peringkat 1 sebagai negara paling bahagia di Asia dan peringkat 26 di dunia ? Dilansir dari theculturetrip, berikut beberapa alasannya !

Photo by Hannah Sellers on Unsplash
The World Happiness Report menentukan peringkat negara-negara paling bahagia di Asia dan dunia ini dengan life evaluation questions. Terdapat 6 kunci penentu, yaitu GDP, angka harapan hidup, kebebasan, keramahan, dukungan sosial, dan rendahnya angka korupsi di bidang bisnis dan pemerintah. Sebagai negara dengan biaya hidup yang sangat tinggi, sepertinya tidak mengurangi tingkat kebahagaiaan warga Singapura, sebab tingginya biaya hidup tersebut lebih diarahkan untuk faktor budaya bukan sebagai gaya hidup warga.
Singapura dikenal memiliki masyarakat yang berasal dari beragam budaya, suku, dan agama. Etnis yang sebagian besar menjadi penduduk Singapura antara lain adalah etnis Tionghoa, Malaysia, dan India. Singapura juga menjadi magnet bagi expatriat, bahkan terdapat penelitian yang membuktikan bahwa 40% populasi di Singapura diisi oleh warga negara asing. Hal ini membuat Singapura sebagai negara multibudaya. Satu penelitian di tahun 2016 menunjukkan bahwa warga negara Singapura fokus menjalani hidup ideal secara multikultural namun tetap mendukung pentingnya menghargai kehidupan multi etnis.

Photo by Khendi Lee on Unsplash
Di beberapa negara lain, perbedaan budaya justru mampu memecah belah suatu bangsa, tapi untunglah tidak terjadi di Singapura, sehingga kini Singapura menjadi salah satu negara destinasi wisata terbaik dan paling aman dikunjungi wisatawan.
Faktor lainnya yang membuat kehidupan sosial di Singapura sangat menyenangkan adalah warga Singapura sangat sadar pentingnya keluarga. Founder Singapura sekaligus Perdana Menteri Singapura selama 31 tahun, Lee Kuan Yew pernah menuliskan di dalam bukunya From Third World to First, “Singapore depends on the strength and influence of the family to keep society orderly and maintain a culture of thrift, hard work, filial piety, and respect for elders and for scholarship and for learning”. Meskipun sudah berlalu puluhan tahun yang lalu, tapi prinsip dari Lee Kuan Yew ini masih menjadi pedoman hidup bagi warga Singapura.
Para peneliti juga mencoba membandingkan Singapura dengan negara-negara lain yang memiliki tingkat kebahagiaan warga yang tinggi. Dengan berdasar pada jurnal World Happiness Report yang dirilis tahun 2017, reporter National Geographic, Dan Buettner mencoba melihat apa sih kesamaan yang dimiliki 3 negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi yaitu Kosta Rika, Denmark, dan Singapura. Kesimpulannya adalah bahwa warga ketiga negara tersebut sama-sama menyadari pentingnya keamanan, memiliki visi yang sama, serta saling menjaga agar terhindar dari stress dan meningkatkan kenyaman hidup di negaranya.

Photo by Hanson Lu on Unsplash
Terlepas dari semua prestasinya, Singapura juga tidak sempurna, masih banyak faktor yang masih harus diperbaiki lagi dan lagi. Tapi dari sini kita bisa belajar sesuatu dari cara warga Singapura menikmati hidup, cintai keluargamu, saling menghargai meskipun memiliki budaya, ras, dan agama yang berbeda-beda, serta saling menjaga perdamaian.
Baca juga :
5 Restoran Chinese Food Enak di Singapura, Cocok untuk Merayakan Imlek
5 Mall Instagramable di Singapura Ini Cocok untuk Dikunjungi Saat Hari Natal di Singapore
5 Lokasi Terbaik Melihat Pemandangan Singapura Dari Ketinggian
Hotel murah di Little India adalah Hotel Grand Chancellor – Tower Block, Moon Hotel, Parkroyal on Kitchener Road Hotel